Sabtu, 24 Maret 2012

Sikap memaafkan dan manfaatnya bagi kesehatan

Salah satu sifat mulia yang dianjurkan dalam Al-Qur’an adalah sikap memaafkan. Allah SWT berfirman :” … dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu ? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS.An Nuur, 24:22) Mereka yang tidak mengikuti ajaran mulia Al-Qur’an akan merasa sulit memaafkan orang lain. Sebab, mereka mudah marah terhadap kesalahan apapun yang diperbuat. Padahal, Allah SWT telah menganjurkan orang beriman bahwa memaafkan adalah lebih baik. Juga dinyatakan dalam Al-Qur’an bahwa pemaaf adalah sifat mulia yang terpuji. “Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia.” Berlandaskan hal tersebut, kaum beriman adalah orang orangyang bersifat memaafkan, pengasih dan berlapang dada, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an, “… menahan amarahnya dan memaafkan ( kesalahan ) orang lain.” (QS. Ali ‘Imraan, 3: 134) Mungkin banyak orang berkata mereka telah memaafkan seseorang yang menyakiti mereka, namun perlu waktu lama untuk membebaskan diri dari rasa benci dan marah dalam hati mereka.Sikap mereka cenderung menampakkan rasa marah itu. Sikap memaafkan orang orang beriman adalah tulus. Ketika memaafkan, mereka tidak melihat besar atau kecil kesalahannya. Menurut penelitian terakhir, para ilmuwan Amerika membuktikan bahwa mereka yang mampu memaafkan adalah lebih sehat baik jiwa maupn raga. Orang orang yang diteliti menyatakan bahwa penderitaan mereka berkurang setelah memaafkan orang yang menyakiti mereka. Penilitian tersebut menunjukkan bahwa orang yang belajar memaafkan merasa lebih baik, tidak hanya secara batiniyah namun juga jasmaniyah. Sebagai contoh, telah dibuktikan bahwa berdasarkan penelitian, gejala-gejala pada kejiwaan dan tubuh seperti sakit punggung akibat stress ( tekanan jiwa ), susah tidur dan sakit perut sangatlah berkurang pada orang-orang ini. Dalam buku, Forgive for Good [ Maafkanlah demi Kebaikan], Dr.Frederic Luskin menjelaskan sifat pemaaf sebagai resep yang telah terbukti bagi kesehatan dan kebahagiaan. Dalam buku itu memaparkan bagaimana sifat pemaaf memicu terciptanya keadaan baik dalam pikiran seperti harapan, kesabaran dan percaya diri dengan mengurangi kemarahan, penderitaan, lemah semangat dan stress. Menurut Dr.Luskin, kemarahan yang dipelihara menyebabkan dampak ragawi yang dapat teramati pada diri seseorang. Permasalahan tentang kemarahan jangka panjang adalah kita telah melihatnya menyetel ulang sistem pengatur suhu dalam tubuh. Ketika anda terbiasa dengan kemarahan tingkat rendah sepanjang waktu, anda tidak menyadari seperti apa normal itu. Hal tersebut menyebabkan semacam aliran adrenalin yang membuat orang terbiasa. Hal itu membakar tubuh dan menjadikanya sulit berpikir jernih dan memprburuk keadaan. Sebuah tulisan berjudul “ Forgiveness” [ Memaafkan ], yang diterbitkan Healing Current Magazine bahwa kemarahan terhadap seseorang atau suatu peristiwa menimbulkan emosi negative dalam diri seseorang dan merusak keseimbangan emosional bahkan kesehatan jasmani. Orang tidak ingin menghabiskan waktu-waktu berharga dari hidup mereka dalam kemarahan dan kegelisahan, dan lebih suka memaafkan diri mereka sendiri dan orang lain. Kenyataan bahwa sifat-sifat akhlakul karimah seperti ini, dan bahwa manfaatnya telah dibuktikan secara ilmiah, telah dinyatakan dalam banyak ayat Al-Qur’an, adalah satu saja dari banyak sumber kearifan yang dikandungnya. JADILAH ORANG YANG PEMAAF , KARENA MEMAAFKAN ADALAH SIFAT MULIA YANG TERPUJI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jam